Seperti dulu saat kita bersama,saat-saat kita tak memiliki sebuah 'rasa' yang sedikit demi sedikit menghancurkan kita. Hingga saat kita tak bisa lagi membayang sebuah ironi yang akan muncul dalam bayangan masa depan. Demi sebuah masa yang telah terukir, demi waktu yang telah kita jalani, demi semua kenangan yang kita manjakan. Malaikat-malaikat sudah tahu apa yang akan mereka lakukan, bidadari pun sudah mengerti kapan mereka harus mewarnai dunia, bagaimana dengan kita? Kita hanya bisa diam saat semua ketidakjelasan melanda, sebuah alasan yang dapat membuat kita membenarkan semua kesalahan. Kita terdiam oleh semua rasa yang selama ini telah ada dalam hati kita, meskipun tidak di hatinya.
Maaf semua tentangmu
Harus terbuang bagaikan batu
semua rasa untukmu telah membeku
Tanpa ada ingin ku
Untuk menunggumu
Aku telah berjanji dalam nurani
Sebuah rasa... yang selama ini tersimpan dalam hati
Kini tertinggal di dalam sosok suci
Hanya dia sang bidadari
Yang telah datang menghampiri
Aku ingin selamanya
Saat mulai mata terbuka
Hingga mentari tak ingin lagi bersua
Hanya dia... Sang Penjaga Nirwana
Aku ingin kita bersama
Tanpa ada dia dan dia...
Demi sebuah janji yang telah terucap, tanpa dia dan dia
No comments:
Post a Comment